Sumber Foto: http://adventure-lombok.com/
Ini dia,
Gunung Rinjani
yang ada di kampung halaman gue, yaaa walaupun gue udah menetap 18
tahun lebih, gue belum pernah sama sekali ngapelin tempat itu, yaaa..
semoga aja gue bisa kesana, amiiieen :D
di
Lombok, banyak tempat-tempat wisata, tidak hanya di kenal karna keindahan alamnya, tapi banyak juga makanan khas yang ada di
Lombok.
intinya, kalian yang mau ngunjungin
Lombok Island, kalian nggak bakalan nyesel udah dateng ke pulau
Lombok.
sekian tulisan gue tentang
Rinjani :D
oke, beralih tentang pantai, budaya dan tradisinya... :D
Lombok emang
terkenal banget sama pantainya, beberapa diantaranya pantai Senggigi,
pantai Kuta, pantai Tanjung An, Pantai Selong Belanak, Pantai Pink,
Pantai Elak-Elak, dan yg baru-baru ini gempar di bicarain itu Batu
Payung dan banyak lagi. Nih, foto-fotonya
ngga cuman terkenal karna pantainya, Lombok juga punya Tradisi daerah
yang lain daripada yang lain contohnya tradisi merayakan Maulid di
Pulau Lombok. Oia Maulid sendiri adalah Peringatan Kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Di Pulau Lombok ini berkembang berbagai macam tradisi unik
yang (mungkin) gak ada di daerah lain (luar Lombok). Apa sajakah itu?
Yuk kita simak :
1. Tradisi “ngurisan” atau cukur rambut bayi ~
Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah lama dilaksanakan di Nusa
Tenggara Barat (NTB), yang dilakukan kepada bayi yang baru lahir atau
berumur dibawah enam bulan, biasanya dilaksanakan di masjid atau musala
pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat peringatan hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Yang unik adalah Seluruh tokoh
agama dan masyarakat yang diundang harus mencukur atau memegang kepala
bayi tersebut. 2.Tradisi Musik Gerantung ~
Di daerah Dasan Beleq, tradisi yang dilaksanakan sangat berbeda dengan
perayaan maulid yang dilaksanakan oleh masyarakat Lombok pada umumnya.
Dasan Beleq sendiri terletak di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan
Kabupaten Lombok Utara (KLU). Yang unik adalah Maulid dilaksanakan
dengan membunyikangerantung atau
alat musik tradisional selama 24 jam lebih tampa henti. Sebelum
membunyikan gerantung, terlebih dahulu alat musik tradisional itu
dibersihkan di lokoq teraga sebuah sumur yang dianggap suci oleh
masyarakat setempat. Prosesi maulid adat dilaksanakan sesuai dengan
kalender lokal yang merupakan perhitungan dari leluhur.
3. Tradisi Ruah Maulud ~
Ruah Mulud ini biasanya diaplikasikan dalam bentuk ngumpul bersama atau
pesta kecil-kecilan dengan mengudang sanak kerabat dan
tetangga-tetangga dekat. Bahkan untuk masyarakat yang terbilang mampu,
selain mengundang kerabat dekat mereka juga mengundang fakir miskin dan
anak yatim makan-makan di rumahnya. Yang khas di sini adalah jajanan
nya, yang biasanya gak ada/sulit ditemukan pas hari hari biasa.
4. Tradisi di Desa Adat Bayan, Lombok Utara ~
Tradisi ini dipusatkan di Masjid Kuno Bayan Beleq yang diperkirakan
dibangun pada abad 16 oleh para penyebar Islam. Ada banyak urutan
kegiatan yang dilakukan selama dua hari berturut turut berdasarkan
Lingsereat atau kalender adat Bayan. Yang unik adalah adanya "Praja
Maulud", Praja Maulud ini mengambarkan proses terajdinya perkawinan
langit dan bumi, Adam dan Hawa, yang disimbolkan dengan pasangan
penganten. Prosesi ini dilakukan oleh pranata-pranata adat Bayan.
5. Tradisi di Dasan Agung, Mataram ~ Di
Kelurahan Dasan Agung, ada delapan kampung yang merupakan penduduk asli
Dasan Agung dan kedelapan kampung tersebut merayakan maulid secara
bergantian sejak masuknya bulan Maulid hingga selesai. Ada berbagai
macam kegiatan seperti pawai/arak arakan yang mengusung anak anak yang
akan dikhitan dengan menggunakan kuda kudaan dan memakai pakaian adat.
6. Tradisi Migel ~
Tradisi Migel (tarian) dilaksanakan oleh masyarakat komunitas Gumantar
pada setiap perayaan Maulid. Migel (tarian) biasanya digelar disekitar
kompleks Mesjid Kuno Gumantar. Kegiatan tarian Migel ini dilakukan oleh
segala lapisan masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun
orang dewasa. Terutama yang lebih menonjol adalah dilakukan oleh para
gadis.
Selain tradisi perayaan Maulid Nabi yang lain daripada yang lain Lombok juga punya tradisi "PERANG TOPAT" yang
merupakan tradisi saling lempar dengan menggunakan ketupat. Dengan
menggunakan pakaian adat ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama
dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di
Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat,
tepatnya setiap purnama ke-7 menurut kalender Sasak.
Tradisi Perang
Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok peninggalan kerajaan
Karangasem itu merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di
Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa
makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan
dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat
Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek,
sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.
Prosesi
kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga
waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang
tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30. Perang topat merupakan
rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan
rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus
memohon berkah kepada Sang Pencipta.
Satu lagi tradisi yang unik dari Lombok yaitu Nyongkolan. Nah, Nyongkolan itu adalah tradisi masyarakat Sasak Lombok ketika
pasangan pengantin dengan menggunakan baju pengantin diarak menuju
tempat orangtua pengantin perempuan sambil berjalan kaki. Dengan
mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani
oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak
saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini juga merupakan sebuah
bentuk "pengumuman" bahwa
pasangan tersebut sudah resmi menikah. Hingga saat ini, Nyongkolan
masih tetap berlangsung dan kerap menjadi salah satu faktor penyebab
kemacetan di Mataram dan sekitarnya, dan gue sudah merasakan sendiri
betapa macetnya jalan yang dilalui iring2an tersebut.
Akan tetapi tradisi ini sepertinya sudah dimasuki budaya luar, buktinya
di belakang arak-arakan pengantin ada iringan musik dangdut masa kini,
dengan penyanyi berpakaian khas dangdut saat konser. Haha.. Juga ada
semacam drumband nya. Dengan iringan musik dangdut ini, para pengantar
dari pihak lelaki yang terdiri dari pemuda-pemuda ikutan joget, goyang
sini goyang sana, sumpah pede banget padahal di jalanan ramai.
Bagi masyarakat, Adat tersebut merupakan bagian terpenting dalam sebuah
perkawinan karena memang sangat menarik terlebih lagi ketika goyangan
seorang penari mengiringi untaian irama dan lagu membuat para penonton
merasa terpanggil untuk tampil bahkan sampai lupa diri.
Namun ada satu hal yang mengundang banyak tanya khususnya dari kalangan
masyarakat biasa dengan adat sasak yang satu ini. Selama ini, prosesi
adat nyongkolan ternyata masih ada perbedaan dari masyarakat khususnya
kaum bangsawan. Ketika kaum bangsawan melaksanakan adat ini ada istilah “
bau acan”,
dan jika masyarakat biasa yang melaksanakan, acara tersebut tidak ada.
kemudian saat nyongkolan, ketika masyarakat tidak mengenakan pakaian
adat, maka tidak diberikan masuk dalam iringan pengantin.
Nah, alam sama adatnya udah gue sebutin, sekarang giliran kulinernya yaaa. Yang paling gue suka itu nasi puyung. NASI PUYUNG,merupakan
salah satu kuliner khas Lombok yang terkenal dengan pedasnya. Nama
"Puyung" sendiri mengacu pada nama daerah dimana makanan ini berasal
yaitu daerah puyung, Lombok Tengah. Konon
Inaq Esun inilah penemu atau pembuat pertama nasi yang fenomenal ini.
Yang kemudian ternyata banyak yang suka, semakin menyebar dan menyebar
yang akhirnya menjadi makana khas Lombok, dan semakin banyak warung
warung yang menyediakan menu Nasi Puyung, meskipun isi dan rasanya tak
sama dan tak semantap Nasi Puyung Asli milik Inaq Esun.
Satu porsi nasi puyung berisi nasi, suwiran daging ayam pedas, dan
kacang kedelai. Tak perlu sambal, karena suwiran ayamnya sudah lumayan
bisa membuat lidah terbakar. Satu lagi yang bikin rasanya special adalah
adanya daun pisang sebagai alasnya, kalau dibawa pulang, sebagai
bungkusnya. Nah untuk dapat menikmati Nasi Puyung yang asli ini, tinggal
datang langsung ke kedainya di Dusun Lingkun Daye, Desa Puyung Lombok
Tengah (di jalur Mataram - Praya).
sumber : berbagifun.blogspot.com